Artikel Pengadilan

Talak Raj’i, dan Talak Ba’in Dalam Kajian Fiqih

Oleh: Rifqi Qowiyul Iman, Lc., M.Si & Joni, S.H.I., M.H.I

 

I. Pendahuluan

Dalam fiqih, berdasarkan akibat hukum yang ditimbulkannya talak dibagi menjadi talak raj’i dan talak ba’in.1 Berkaitan dengan hal tersebut, Kompilasi Hukum Islam pada Pasal 118 menyatakan bahwa talak raj’i adalah talak kesatu atau kedua, dimana suami berhak rujuk selama istri dalam masa iddah.

Adapaun perihal talak ba’in, baik itu talak ba’in sughra maupun talak ba’in kubra diatur pada pasal setelahnya. Pasal 119 Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa talak ba`in shughra adalah talak yang tidak boleh dirujuk tapi boleh akad nikah baru dengan bekas suaminya meskipun dalam iddah. Dalam hal ini talak ba’in sughra adalah talak yang terjadi qobla dukhul, talak dengan tebusan atau khulu’, dan talak yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama.

Pasal 120 menerangkan perihal talak ba’in kubra, dikatakan bahwa talak ba`in kubra adalah talak yang terjadi untuk ketiga kalinya. Talak jenis ini tidak dapat dirujuk dan tidak dapat dinikahkan kembali, kecuali apabila pernikahan itu dilakukan setelah bekas isteri, menikah degan orang lain dan kemudian terjadi perceraian ba`da al dukhul dan hadis masa iddahnya.


 Selengkapnya Klik di sini